Senin, 03 November 2008

Mematikan Ego

Hari jumat tgl 31 Oktober 2008, waktu ikut bpn (bimbingan pra nikah), di bilangin bahwa kalau kita belum siap untuk mematikan ego, maka jangan berniat untuk menikah. Wowww.....


Sebelum mendapat pelajaran tersebut, secara pribadi saya juga sudah merenungi dan mengambil kesimpulan bahwa ego dan ekspektasi, merupakan 2 hal mendasar yang bisa menciptakan konflik dalam sebuah hubungan. Semakin tinggi ego kita, akan semakin tinggi pula ekspektasi kita dan akhirnya berujung dengan ketidak puasan terhadap pasangan.


Mematikan ego bukanlah hal yang mudah. Bahkan boleh dibilang itu merupakan hal yang sangat sulit. Sebagai manusia biasa yang terdiri dari darah dan daging, adalah wajar apabila kita memiliki keinginan, kesenangan ataupun tuntutan. Tapi bagaimana cara kita menguasai diri ketika keinginan maupun tuntutan kita tidak terpenuhi.

Terhadap teman mungkin kita tidak memiliki ekspektasi setinggi terhadap pasangan kita. Semakin dekat seseorang dengan kita, semakin tinggi ekspektasi kita terhadap dia. Tapi ada satu puisi yang indah mengenai cinta (sebagaimana terpajang di kamar saya :D ) yang akan saya posting berikutnya. Bahwa cinta adalah kematian atas egoisme dan egosentrisme.

Bertahun-tahun saya mendapat pelajaran bagaimana cara saya menghandle diri saya ketika ego saya tidak terpenuhi. Dan saya bersyukur untuk pelajaran-pelajaran tersebut karena ketika saya sudah menapaki dalam hubungan dengan calon pasangan saya (karena kita belum menikah, jadinya ya calon :D ) setidaknya saya tidak lagi seegois dulu. Walau ego saya masih ada, tetapi saya mau terus belajar dalam sekolah kehidupan ini bagaimana sedikit demi sedikit saya mampu untuk mematikan ego saya.

Satu hal yang pasti, tanpa kasih karunia dari Tuhan akan semakin sulit bagi kita untuk mematikan ego kita. Tetapi dengan kasih karunia dari Bapa kita yang begitu baiknya pada kita, dan dengan tekad bulat (bukan hanya keinginan, tapi melakukan tindakan) maka percayalah bahwa kita mampu untuk semakin menipiskan ego kita.

Galatia 2 : 20 : namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

So, cia youuu.... For me and for you yang pengen bersama-sama belajar untuk menipiskan ego kita....


Tidak ada komentar: